Waktu berlalu dan berlari cepat, meninggalkan jejak yang disebut dengan kenangan. Bertahun-tahun berlalu, di tahun 2020 saya membuka kembali sertifikat-sertifikat dan kertas-kertas yang tersimpan pada dokumen-dokumen yang saya anggap penting. Kemudian saya menemukan kembali kertas hasil IQ yang pernah didapatkan. Hasil tersebut kembali membuka memori tentang potensi diri dan saran yang diberikan, bersosialisasi.
Saya merenung tak menyangka, ternyata saat di kuliah saya termasuk orang yang aktif berorganisasi. mau flash back sedikit, salah satu hal yang membuat saya aktif berorganisasi adalah ketika mahasiswa baru saya terasa kesepian dan bingung tak melakukan apa-apa selain kuliah di kelas dan mengerjakan tugas-tugas. Ketika tugas selesai, di situlah kesunyian menghantui. Kasarnya, saya mencoba mencari waktu dan aktivitas untuk "membunuh" kesunyian.
Dus, organisasi-organisasi inilah kelak yang mendewasakan, mencerdaskan, membukakan cakrawala dan kesadaran tentang potensi diri, mencintai sesama dan mengasah empati terhadap orang lain agar kita peka tentang kesusahan dan kesedihan bagi mereka yang tertindas dan serba kekurangan dari ekonomi dan lainnya.
Ada sebuah prinsip kausalitas (Sebab-akibat) yang selalu terjadi pada seisi dunia. Kadang saya hanya berpikir tentang apa yang dillakukan harus memberikan yang terbaik dan hasil akan mengikutinya. Prinsip hidup tak lepas dari peran serta orang tua dalam tumbuh dan kembang anaknya.
Menariknya, di tahun 2020 saya mau beranjak di usia 24 tahun. Dua dekade lebih saya hidup di dunia ini. Saya hanya bertanya pada diri saya, apa yang selanjutnya akan saya lakukan mengingat ini adalah umur produktif saya. Jika melihat bung karno, di umur 25 tahun sudah menuliskan tentang Konsepsi NASAKOM (Nasionalis Islamis dan Marxis) untuk Indonesia dan dunia. saya di umur 25 tahun mau membuat dentuman apa?
Selalu ada obsesi dan motivasi, semoga tidak menjadi ambisi seperti meminum air laut, makin banyak minum makin haus. Tapi saya selalu diingatkan, agar senantiasa mempersiapkan setiap keinginan untuk memantaskan takdir dalam konteks apapun. Tenang, begitulah doktrin yang selalu diberikan. Ada Tuhan yang menentukan dan menunjukkan jalan setiap hamba-Nya. Kembalikan pada niat, dialah titik tolak kita dalam melangkah.
Akhirnya, tulisan ini hanyalah "pembunuh" kekosongan semata. Kalaupun memang menginspirasi ya bagus, tidak pun ga masalah. Santai aja, hidup ini dibikin hepi aja. Salam damai dan cinta. Ingat ga boleh benci kepada siapapun apalagi ke saya. hehe
02-02-2020
0 Komentar